Senin, 11 Mei 2015

Lima Pasangan Pelajar yang Mesum Bak Orang Dewasa di Gubuk hanya Bisa Pasrah

PURWOKERTO - Lima pasangan mesum digelandang petugas Satpol PP Banyumas, Sabtu (9/5) malam. Yang bikin miris, seluruh pasangan yang terjaring razia di lokasi tobong bata Desa Bobosan, Kecamatan Purwokerto Utara itu masih berstatus pelajar di bawah umur.
Mereka hanya bisa pasrah saat petugas mendapati masing-masing sedang memadu kasih selayaknya orang dewasa, di sejumlah gubug yang ada di tengah sawah.
  
Kabid Tibumtranmas Satpol PP Kabupaten Banyumas, Sugeng Amin mengatakan, razia yang dilakukan merupakan tindak lanjut dari laporan masyarakat. Dalam laporannya, sejumlah masyarakat mengaku resah terhadap praktik mesum yang kerap terjadi di lokasi tersebut.
  
"Ada lima pasangan yang terjaring dan semuanya masih berstatus pelajar. Semuanya kedapatan tengah berbuat mesum di gubug yang ada di tengah sawah," katanya.
  
Amin mengatakan, tidak bisa mengungkap identitas pasangan yang terkena razia. Namun demikian, pihaknya sudah melakukan pendataan dan pembinaan yang dibantu dengan polsek dan warga setempat.
  
Ditegaskan, kelima pasangan tersebut tidak dikenakan sanksi pidana karena usianya yang masih di bawah umur. "Kami sudah melakukan pendataan. Kami juga memanggil orang tua masing-masing untuk memberikan pembinaan, agar dapat lebih mengawasi pergaulan anak-anaknya," jelasnya.
  
Di lokasi, tidak ditemukan minuman keras atau obat-obatan terlarang. Meski demikian, Amin berharap masyarakat juga tetap ikut mengawasi keadaan di lingkungannya masing-masing. Pasalnya, saat ini kenakalan remaja sudah cukup merebak.
  
Khusus orang tua, dia berharap ada pengawasan yang lebih ketat lagi terhadap anak-anak, sehingga tidak terjerumus hal-hal yang tidak diinginkan.
  
"Masyarakat juga harus proaktif, terutama jika ada kejanggalan terhadap gerak-gerik yang dinilai meresahkan. Kita juga akan fokus pada tempat kos dan penginapan, termasuk tempat-tempat yang memungkinkan jadi daerah ajang mesum seperti taman kota dan jalan," jelasnya.


Sumber: jpnn.com

Sadis... Tangan Kiri Menenteng Kepala, Tangan Kanan Membawa Parang

Ilustrasi



KOTAMOBAGU - Terdiam seribu bahasa. Puluhan warga Kelurahan Mongkonai, Kecamatan Kotamobagu Barat, Manado, hanya bisa menyaksikan. Salah seorang warganya membuat heboh. Tangan kiri menenteng kepala dan tangan kanan membawa parang, sembari keliling kampung hingga memamerkan aksinya di jalan raya. 

Ya, dia adalah Ham alias HP (35). Sabtu (9/5) sekira pukul 08.00 baru saja menghabisi tetangganya sendiri, Janna Modeong (48), hingga tewas mengenaskan. Tangan kirinya putus, usus terburai, dan paling sadis kepalanya dipenggal. 
Polisi hingga saat ini sebatas menduga, aksi sadis yang dilakukan pelaku ada kaitannya dengan kematian adik iparnya (Anton, red). Beberapa informasi diperoleh, pelaku menduga kematian adik iparnya akibat perbuatan korban menggunakan ilmu santet.
Kejadian ini terbilang pertama kali terjadi di Kotamobagu. Awalnya, korban bersama lima warga lainnya sedang membantu persiapan acara takziah (tiga malam) kematian Anton Potabuga, yang tidak lain adik ipar pelaku. 
Korban dan lima warga lainnya sedang berada di belakang rumah yang dijadikan dapur sementara. Korban, pelaku, dan beberapa tetangga pun asik bercerita. Seperti tidak ada persoalan. Tiba-tiba, arah pembicaraan mulai lari ke sebab kematian adik ipar pelaku.    
Dari pembicaraan itu, sempat terucap dugaan santet. Saat itulah pelaku berubah. Seperti dirasuki roh halus, langsung mencabut parang yang diikat di pinggang kirinya. Korban saat itu sedang berjongkok membelakangi pelaku karena membetulkan selang air.
Dari arah belakang, pelaku langsung menyerang korban yang mengenai bagian leher belakang. Korban sempat merespon dengan tangkisanyang menyebabkan tangan kiri putus. Pelaku juga menebas bagian perut hingga usus terburai. Kemudian kembali menebas leher korban hingga putus. 
Tak sampai di situ saja. Pelaku dengan tangan penuh darah mengarak kepala korban hingga ke jalan raya. Ia mempertontonkan aksinya. Bahkan, dari saksi menyebutkan sesekali pelaku meminum tetesan darah dari kepala korban. Menghebohkan, karena jalan raya Mongkonai ini termasuk jalur padat. Ini merupakan jalan trans Sulawesi.
"So ini no yang ba santet pa kita pe keluarga. (Dia ini yang santet keluarga saya)," tutur warga mengulangi ucapan Ham. Warga hanya bisa melihat. Beberapa histeris. Tapi, tidak bisa berbuat banyak. Karena pelaku sedang memegang kepala dengan tangan kirinya dan parang di tangan kanannya. 
Sekira 15 menit usai menerima laporan, polisi langsung mengamankan pelaku. Tidak ada perlawanan. Pelaku langsung melepas kepala dan parang ke tanah dan bersedia di bawah polisi.
Kasat Reskrim AKP Iver Son Manossoh SH menyebutkan, motif pembunuhan sadis ini sakit hati. Diduga Janna telah melakukan santet pada adik ipar pelaku hingga meninggal dunia. "Olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) telah dilakukan, termasuk pemeriksaan sejumah saksi. Barang Bukti dan tersangka sudah kami amankan di Polres Bolmong," terang Iver, sapaannya.
Waka Polres Kompol Nanang Nugraha SIK, mengatakan setelah diselidiki, pelaku mengaku mendapatkan bisikan gaib agar membunuh korban. "Menurut tersangka seperti itu. Mendapat perintah membunuh korban. Saat itu juga tersangka langsung menebas korban," tutur mantan Kabag Ops Polres Bolmong ini.
Kematian Janna Modeong secara sadis, diterima keluarga dengan besar hati. Keluarga menyerahkan sepenuhnya kasus tersebut kepada polisi. Keluarga berharap pelaku bisa mendapatkan hukuman yang setimpal. 
Pinuyut Modeong, Kakak korban yang sempat memberikan keterangan, mengungkapkan kesedihan keluarga atas kejadian ini. Mereka tidak pernah menduga kehidupan korban akan berakhir tragis seperti ini. Tapi menurutnya, keluarga sudah menerima kejadian tersebut.
"Ini mungkin sudah jalan dari Tuhan. Kami menerima dengan lapang dada. Kami hanya berharap agar pihak yang berwajib bisa memproses dan mengadili pelaku seadil-adilnya," ungkap Modeong dengan nada sedih.
Sementara itu, Istri Korban, Tene Paputungan hingga kini masih terus meratapi kematian suaminya. Sangat terpukul hingga tak bisa berkata-kata saat acara pemakaman korban.


Sumber: jpnn.com

Polisi Tak Akan Periksa Ratusan Perempuan Koleksi Mucikari RA




Suara.com - Kepolisian Polres Jakarta Selatan memastikan tidak akan memeriksa 200 perempuan yang jadi koleksi mucikari RA yang disebut-sebut melibatkan profesi artis.
“Informasikan masih ada 200 perempuan dan orang-orang ini tidak semua dijadikan saksi,” kata Kasatreskrim Polres Jakarta Selatan Audie Latuheru yang dihubungi suara.com melalui sambungan telepon, Minggu (10/5/2015).
Audie juga mengatakan mereka yang akan diperiksa sebagai saksi akan dimintai keterangan terkait aksi yang berkaitan dengan perbuatan RA yang diduga sebagai mucikari prostitusi online.
“Intinya kita ingin mencari pembuktian terhadap perbuatan si mucikari itu,” terang Audie.
Hingga siang ini, kepolisian sendiri baru memeriksa dua orang, yakni AA yang diduga sebagai artis dan RA yang berperan sebagai mucikasi.
Keduanya diciduk di sebuah hotel berbintang lima di Jakarta pada Jumat malam (8/5/2015), usai melayani pelanggan.
Adapun tarif protistusi yang sempat disebut polisi untuk AA berkisar antara 80 sampai 200 juta.

Sumber: suara.com

Duh, Lelaki Ini 'Angkat' Boneka Sebagai Anaknya



Suara.com - Dua tahun lalu, Song Bo, lelaki Cina, didiagnosis penyakit serius. Dia menderita sakit kepala parah, hingga membuatnya depresi.

Penyakit ini juga membuatnya tak mau menikah. Meski demikian, Song amat ingin memiliki anak.
Suatu hari, saat browsing internet, Song menemukan boneka anak perempuan setinggi 145 sentimeter, dan membelinya seharga 2.200 dolar Amerika.
Sejak saat itu, Song menganggap boneka tersebut sebagai anaknya. Ke mana-mana, seperti ke restoran, jalan-jalan, Song selalu membawanya.
Dia pun menamakan boneka tersebut dengan nama Xiao Die, yang berarti kupu-kupu kecil.
"Xiao Die harapan baru bagi hidup saya," kata Song.
Xiao Die dan Song, saat ini, tinggal di rumah orangtua lelaki berambut cepak itu. Meski demikian, Ibu Song tetap menerima dengan baik Song meski mengangkat boneka sebagai anak.
 Sumber: suara.com

Hanya Makan 1 Apel Tiap 2 Hari, Gadis Cantik Ini Derita Anoreksia



Suara.com - Seorang gadis penderita anoreksia yang hampir mati gara-gara hanya mengkonsumsi satu buah apel setiap dua hari, kini telah pulih dan menjadi seorang model.
Ketika masih menderita anoreksia, bobot perempuan cantik asal Leeds, Inggris ini hanya sekitar 25 kilogram saja. Tentu saja, itu bukan bobot normal seorang perempuan berusia 22 tahun sepertinya.
Penderitaan Megan Armer, si perempuan, berawal saat dirinya masih remaja berusia 12 tahun. Di sekolah, ia selalu di-bully memiliki tubuh gemuk.
"Sebenarnya bobot badan saya juga tidak terlalu berlebih, namun terkadang anak-anak bisa menjadi amat kejam," kenang Megan.
Sejak saat itu, demi menurunkan bobotnya, Megan nekat hanya makan satu buah apel setiap dua hari. Ia bahkan meminum obat cuci perut yang belakangan justru membuat ususnya rusak dan harus dibedah.
Hidup Megan berbalik saat dirinya menjalani konsultasi dengan psikiater. Selama dua setengah tahun ia dibantu untuk memerangi penyakitnya.
Ia kini telah kembali sehat, memiliki bobot ideal. Megan juga menjalani operasi pembesaran payudara untuk membuat dirinya merasa lebih percaya diri.
Kini, Megan mendaftarkan diri ke sebuah agensi model.
"Mendaftar ke agensi model adalah dorongan semangat bagi saya. Saya tidak menduga saya berani melakukan hal bodoh bertahun-tahun yang lalu," katanya seperti dikutip Metro.
 Sumber: suara.com

Bocah 12 Tahun Saksikan Ibunya Dipaksa Minum Bensin Lalu Dibakar

Suara.com - Seorang bocah berusia 12 tahun melihat ibundanya sendiri dipaksa meminum bensin lalu dibakar hidup-hidup. Perlakuan keji itu diterima si ibu karena ia dituding sebagai penyihir.
Muncul di sebuah sidang di Pengadilan Tingi Durban, Afrika Selatan, si bocah, kini 15 tahun, menceritakan bagaimana salah satu penyerang memegangi ibunya, Thembekile Ngubane, sementara seorang lainnya memaksanya meminum bensin. Setelah itu, mereka membakar perempuan malang itu hidup-hidup.
Si bocah mengatakan, Thula Dlula dan Mzuyanda Mntabo, dua pelaku penyerangan memegangi tangan sang ibu lalu melecehkannya, sembari memaksa si perempuan menenggak bensin dari sebuah wadah plastik.
Setelah si ibu tewas, datanglah sekerumunan massa mendekati jenazahnya. Lalu, mereka menyerang jenazah tersebut karena mereka juga yakin bahwa perempuan tersebut adalah penyihir.
Namun, ada seorang ibu lain yang memberikan kesaksian berbeda soal ibu si bocah. Perempuan itu menuding Thembekile Ngubane, ibu si bocah mencukur alis putranya untuk digunakan sebagai mantra sihir.
Sebelum serangan terjadi, Thembekile sudah diminta pergi. Namun, massa keburu tersulut emosinya lalu ramai-ramai melakukan kekerasan.
Sebelum dibakar, ibu si bocah bahkan sempat dilempari batu dan diserang dengan sebuah palu.

Sumber: suara.com

Selasa, 05 Mei 2015

Inilah Status Terakhir Eka Mayasari Sebelum Ditemukan Tewas

Inilah Status Terakhir Eka Mayasari Sebelum Ditemukan Tewas

Kapanlagi.com - Para netizen sempat heboh dengan kabar pembunuhan Eka Mayasari, seorang pedagang angkringan yang juga mahasiswi Universitas Gadjah Mada (UGM). Dara cantik itu ditemukan tak bernyawa di kamar kosnya dan ditemukan beberapa memar di sekujur tubuhnya.
Namun sebelum ditemukan tak bernyawa, Eka ternyata sempat menulis sebuah postingan di akun Twitter miliknya. Postingan tersebut ditulis Eka melalui akun @maya_kittajima pada tanggal 25 April 2015 lalu. Sepintas, terasa jelas rasa putus asa, bingung hingga menyerah yang tersirat dari status terakhir tersebut.

"Terperangkap dalam labirin tak berujung," tulis Eka dalam akun Twitternya kala itu.
Postingan terakhir Eka @foto: twitter.com/maya_kittajima
Postingan terakhir Eka @foto: twitter.com/maya_kittajima
Kematian Eka ini kini masih menjadi misteri bagi semua pihak. Belum ada titik terang yang dapat mengungkap bagaimana sebenarnya kasus ini terjadi.
Sejak ditemukan oleh Fandi Indrajaya yang tak lain adalah adik korban, Sabtu (2/5) sore, polisi masih terus berusah untuk mengungkap kasus kematian Eka ini. Kondisi korban saat ditemukan pun sungguh memprihatinkan.
Eka Mayasari ditemukan Fandi dalam keadaan tak mengenakan busana sehelai pun. Hal itu yang menimbulkan banyak dugaan bahwa korban terlebih dahulu diperkosa sebelum akhirnya dibunuh.

Simak Juga:


Sumber: kapanlagi